Payakumbuh | JangkarPost.com – Seperti diketahui beberapa hari terakhir ini, banyak beredar isu tak sedap yang seakan-akan terus memojokkan Wali Kota Payakumbuh. Saat dihubungi disela-sela waktu sibuknya, Kamis (19/05).
Wako Riza Falepi mengatakan tidak terlalu peduli kalau ada yang menulis ini itu terkait dirinya. Sebab dia mengaku itu sudah menjadi resiko seorang pejabat publik. Kita terima saja itu sebagai konsekuensi pekerjaan, yang penting kita kerja dan jalan lurus sebagai pelayan rakyat.
Dikatakan Riza, hari ini ia sedang fokus mengevaluasi diantaranya supply PDAM berkenaan dengan masih adanya beberapa titik debit air sangat kurang serta pelayanan terkait dengan sarana olah raga yang sedang dikebut.
“Silahkan saja mau mengatakan apa, tapi sebenarnya jejak digital itu tidak bisa dihilangkan walaupun sudah dihapus di ponsel mereka,” kata Wako Riza Falepi.
Disampaikannya, Suatu saat kalau itu berujung kepada pembuktian terkait UU ITE tentu bisa dibuka lagi bukti digital tersebut. Semua jejak digitalnya bisa dilihat baik di Facebook, di Instagram ataupun di media sosial mana saja.
Untuk itu Riza menyarankan untuk lebih hati-hati dalam berkomentar di media. Riza yang juga melek IT sangat paham akan hal itu, namun ia masih enggan untuk mengambil langkah hukum.
“Biar sajalah, paling-paling aktornya itu-itu juga,” tukuk Riza.
Riza menyayangkan, kebanyakan berita yang menjelekkan dirinya itu tanpa konfirmasi dulu, dan informasi yang disampaikan juga tidak berimbang.
“Dari sana saja sudah ketahuan memang ada yang sengaja ingin menjelekkan, dan kebanyakan bahasanya sumir, saya duga orangnya masih yang itu itu juga. Semestinya dia introspeksi diri dulu sebelum memfitnah saya,” ungkap Riza, tanpa menjelaskan lebih jauh.
“Hati-hatilah berkomentar, kalau tidak mau suatu hari apa yang kita tulis dimedsos itu muncul karna telah di screenshot orang lain, dan itulah kejamnya jejak digital. Kadang kita sendiri lupa, apalagi kalau berkecimpung dalam dunia politik, di Payakumbuh hal seperti itu bisa jadi bahan “tertawaan” orang. Untuk itu, biarlah akal sehat yang berjalan, kita jangan sampai mudah tertipu oleh berita yang hanya ingin mencari sensasi saja,” papar Riza.
Disampaikan Riza, berbicara secara proporsional saja, kadang tak selamanya pepatah diam itu emas. Riza mengaku terkadang ia perlu bersuara untuk hal-hal miring yang ditulis tentangnya, biarlah masyarakat yang menilainya. Meski yang dituliskan itu tendensius dan tidak sesuai fakta yang ada.
“Yang banyak terjadi sekarang itu ya framing untuk menjelekkan saya. Dan saya ikhlas menerima cacian walaupun itu tidak benar. Meski kita sendiri tahu sumbernya dari mana. Ndak ada gunanya juga dilawan, nanti waktu akan menemukan kebenarannya sendiri,” imbuh Riza.
Lebih lanjut Riza menuturkan bahwa ada segelintir orang yang merasa dirugikan, seperti kasus pengaduan yang sempat terjadi baru-baru ini. Menurutnya hal ini wajar terjadi karna disana mungkin ada pihak yang merasa dirugikan.
“Hal itu bisa jadi pelajaran bagi siapa saja, misalnya menulis dan mengatakan sesuatu yang tanpa adanya cukup bukti, sudah sewajarnya jika ada pihak yang marah, karena ini bisa menjadi fitnah dan sangat berbahaya. Meskipun saya pribadi masih memilih diam dan enggan menanggapi hal ini, tapi masih tetap saja ada yang menuduh saya yang nggak-nggak,” ucap Riza.
Terakhir sambung Riza, sebentar lagi tugasnya akan berakhir, dan Indonesia akan melangsungkan pesta demokrasi, khususnya Payakumbuh, untuk itu ia mengajak masyarakat untuk ikut memberikan pilihan, dan pilihlah pemimpin yang amanah dan benar-benar baik untuk kemajuan Kota Payakumbuh kedepan.
“Pilihlah calon pemimpin yang benar-benar matang dan dewasa, pemimpin itu harus arif dan tidak anti kritik, tidak juga childish dan egois. Tidak juga yang lihai mempersepsikan persentase dari APBD untuk pundi-pundinya. Pilihlah calon pemimpin yang menyayangi rakyatnya serta ikhlas berkorban bagi masyarakatnya, bukan pemimpin yang malah tega menzolimi warganya, meskipun tidak banyak pemimpin yang demikian, namun saya yakin ada,” pungkasnya. (*)
Posting Komentar